IDNAGA99 - Badan Pengawasan Keuangan Kazakhstan (FMA) sedang mempertimbangkan untuk menerapkan sanksi pidana terhadap influencer media sosial yang mempromosikan perjudian online. Langkah ini diambil setelah adanya pelanggaran berulang terhadap peraturan periklanan negara yang melarang promosi kasino online dan layanan taruhan.
FMA Menjelajahi Tanggung Jawab Pidana bagi Influencer
FMA mengungkapkan bahwa 34 influencer telah diidentifikasi tahun ini saja karena mempromosikan layanan perjudian di platform media sosial. Meskipun 11 di antaranya telah dikenai denda administratif, lembaga tersebut mengkhawatirkan bahwa sanksi saat ini tidak cukup untuk menghentikan praktik tersebut. Masalah utama adalah bahwa pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas promosi ini sering kali melebihi jumlah denda, sehingga tidak memberikan efek jera bagi pelanggar berulang.
Untuk mengatasi hal ini, FMA sedang meneliti apakah aktivitas promosi tersebut dapat dikategorikan sebagai membantu dan memfasilitasi perjudian ilegal. Jika interpretasi ini diterapkan, hal ini dapat mengarah pada penerapan sanksi pidana yang serupa dengan yang sudah berlaku untuk promotor skema piramida keuangan, yang dilarang secara pidana berdasarkan undang-undang Kazakhstan.
Pada tahun 2024, Kazakhstan mengesahkan undang-undang yang secara ketat melarang iklan publik untuk kasino online, bandar taruhan, dan pool taruhan. Larangan ini mencakup promosi semacam itu di media, iklan luar ruangan, bahkan dalam film atau video. Meskipun ada ketentuan hukum ini, aktivitas perjudian online, terutama yang dioperasikan oleh jaringan internasional, tetap berkembang pesat, mengelak dari peraturan lokal.
Menurut Interfax-Kazakhstan, Otoritas Pengawas Keuangan (FMA) telah melaporkan hasil yang mengesankan dalam memberantas operasi perjudian ilegal, dengan membongkar lebih dari 200 operasi semacam itu sejak 2022. Selain itu, 224 individu telah dituntut secara pidana atas keterlibatan mereka dalam aktivitas ilegal tersebut. Namun, FMA menekankan bahwa platform perjudian online asing tetap menjadi ancaman terbesar, karena banyak layanan ini beroperasi di luar jangkauan otoritas lokal.
Badan tersebut menanggapi dengan memblokir lebih dari 17.000 tautan online pada 2025, sebagian besar merupakan situs cermin untuk platform perjudian internasional. Meskipun demikian, beberapa penyedia pembayaran domestik terus memfasilitasi transaksi terkait layanan ilegal ini, mendorong FMA untuk memperkuat penyelidikannya terhadap perantara tersebut.
Peran Influencer dalam Promosi Perjudian Online
Pemasaran melalui influencer telah menjadi saluran utama untuk mempromosikan perjudian online di Kazakhstan, dengan influencer yang mempromosikan layanan perjudian ilegal kepada pengikut mereka yang besar di media sosial. Menurut FMA, volume promosi semacam ini terus meningkat, dengan 34 influencer teridentifikasi tahun ini yang terlibat dalam aktivitas ini. Meskipun 11 influencer telah dikenai denda atas keterlibatan mereka, denda tersebut terbukti tidak efektif, karena pendapatan yang dihasilkan dari promosi ini jauh melebihi denda yang dikenakan.
FMA kini sedang mempertimbangkan kemungkinan mengkategorikan influencer-influencer ini sebagai kaki tangan dalam bisnis perjudian ilegal. Penetapan semacam itu akan membuat mereka tunduk pada undang-undang yang serupa dengan yang mengatur skema piramida keuangan, di mana sanksi pidana sudah berlaku. Langkah FMA ini mencerminkan pergeseran menuju pendekatan regulasi yang lebih ketat, menandakan bahwa otoritas siap menargetkan tidak hanya operator tetapi juga mereka yang memfasilitasi promosi aktivitas ilegal.
Saat ini, denda bagi individu yang tertangkap mengiklankan layanan perjudian di media sosial di Kazakhstan dimulai dari 200.000 KZT (sekitar $420). Namun, seiring dengan terus berkembangnya upaya FMA, pengenalan hukuman pidana dapat secara signifikan mengubah lanskap pemasaran influencer di negara tersebut.