IDNAGA99 - Perusahaan telah mengajukan permohonan ke Pengadilan Tinggi Karnataka, dengan argumen bahwa undang-undang tersebut secara tidak adil mengklasifikasikan permainan keterampilan seperti poker dan rummy sebagai perjudian.
Head Digital Works, perusahaan di balik aplikasi A23 Rummy Online dan A23 Poker Online, menjadi operator game pertama yang secara hukum menantang Undang-Undang Promosi dan Pengaturan Permainan Online (PROG) India tahun 2025.
Pengadilan Tinggi Karnataka dijadwalkan akan mendengar kasus ini pada 30 Agustus 2025.
Perusahaan mengajukan permohonan ke Pengadilan Tinggi Karnataka, dengan argumen bahwa undang-undang tersebut secara tidak adil mengkriminalisasi operasi permainan berbasis keterampilan.
A23 berpendapat bahwa undang-undang baru ini akan memaksa penutupan segera berbagai perusahaan permainan dan mewakili apa yang mereka sebut sebagai “paternalisme negara” dalam pendekatan regulasinya.
Aplikasi A23 telah mencapai penetrasi pasar yang signifikan, dengan lebih dari 10 juta unduhan dan klaim melayani lebih dari 60 juta pemain di berbagai format permainan uang sungguhan seperti rummy, olahraga fantasi, dan lainnya. Namun, penyedia keamanan internet seperti Fortinet mengklasifikasikan situs web A23 dalam kategori perjudian.
Undang-Undang PROG, yang disetujui oleh parlemen pekan lalu, melarang semua bentuk permainan uang online sambil mengeksklusikan permainan video yang sah, esports, dan permainan sosial berbasis langganan.
Undang-undang ini bertujuan untuk menangani kekhawatiran terkait penipuan keuangan dan kecanduan perjudian, dengan perkiraan pemerintah menunjukkan bahwa lebih dari 450 juta orang kehilangan sekitar RS 20.000 crore ($2,4 juta) setiap tahun melalui platform-platform tersebut.
Hakim B.M. Shyam Prasad memimpin sidang awal sebelum mengarahkan kasus ini untuk dipertimbangkan secara menyeluruh. Kasus ini mewakili ujian signifikan terhadap cakupan dan konstitusionalitas undang-undang baru.
Undang-undang ini mengikuti langkah-langkah regulasi yang lebih luas yang mempengaruhi sektor ini, termasuk penangguhan operasi Junglee Games oleh Flutter Entertainment dan persidangan Mahkamah Agung yang sedang berlangsung mengenai klasifikasi GST platform perjudian online.
Asosiasi industri memperingatkan bahwa larangan ini dapat mengakibatkan lebih dari 200.000 kehilangan pekerjaan dan penutupan 400 perusahaan.